Sabtu, 30 September 2017

Rosulullah Merindukanmu

         Pada suatu ketika, Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah yang paling luar biasa imannya?” Para sahabat menjawab,

“Malaikat, ya Rasulallah.” Balas Rasulullah, “Sudah tentulah malaikat luar biasa imannya, kerana mereka sentiasa di sisi Allah.”
       Seketika terdiam para sahabat, dan menjawab lagi, “Para nabi, ya Rasulallah.”
Rasulullah berkata, “Para nabi sudah tentu hebat imannya, kerana mereka menerima wahyu daripada Allah.”
           Para sahabat mencuba lagi, “Kalau begitu, kamilah yang paling beriman.” Jawab Rasulullah, “Aku berada di tengah-tengah kalian, sudah tentulah kalian orang yang paling beriman.”
           Lalu, salah seorang daripada sahabat berkata, “Kalau begitu, Allah dan Rasul-Nya sahajalah yang mengetahui.”
          Maka dengan nada perlahan, Rasulullah berkata, “Mereka adalah umat yang hidup selepas aku. Mereka membaca al-Quran dan beriman dengan isinya. Orang yang beriman denganku dan pernah bertemu denganku, adalah orang yang bahagia. Namun orang yang tujuh kali lebih bahagia adalah mereka yang tidak pernah bertemu aku tetapi beriman denganku.”
         Rasulullah diam seketika. Kemudian, beliau menyambung dengan suara yang lirih, “Sesungguhnya, aku rindukan mereka….” Sollu ‘alan nabi..
Baca Selengkapnya >>>

Jumat, 29 September 2017

Orang Boleh Miskin Tapi Jangan Sampai Dia Bodoh

Orang Boleh Miskin Tapi Jangan Sampai Dia Bodoh


       
Kalau masalah  miskin dan kaya itu relatif, yang penting kan hidup itu cukup. Ketika butuh ada, Sang Pemberi Rezeki sudah mengatur maka tidak perlu panik karena Dia Maha Menjamin.adapun yang perlu diusahakan adalah ikhtiar yang benar.

       Adapun orang yang bodoh, tidak paham ilmu agama dengan penghayatan dihatinya maka kondisi miskin dan kaya sama-sama merusak. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu tentang Allah, tentang hukum-hukum kehidupan.

         Orang yang tampak miskin tapi dengan ilmu bisa bersyukur dengan kejadian sekecil apapun, ia bisa merasa karuniaNya yang berlimpah disetiap saat. Ia bisa tersenyum menyapa matahari pagi,bisa bersyukur karena masih bisa bernafas lega tanpa hambatan, masih berbahagia karena bisa melangkahkan kaki mengais rezeki hidup. Mendalami ilmu tentang Allah yang diiringi dengan perenungan yang dalam (tafakur) membuat orang dalam kondisi apapun masih bisa tetap mengagungkan Dia.bukan sekear pengagungan berupa ucapan dibibir saat takbir ketika sholat "Allahu Akbar". Tetapi pengagungan dari dalam hatinya yang terdalam dengan  kesadaran penuh bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik kepada semua makhlukNya.bahwa hidup itu indah.
Baca Selengkapnya >>>

Senin, 25 September 2017

Usia 1/4 abad

*Usia 1/4 abad

Jika usia kita sudah 25 tahun, hampir 25 tahun, atau sudah lewat 25 tahun, mungkin hal2 berikut menarik diperhatikan. Ini hanya catatan ringan, jadi tidak perlu terlalu serius.

1. Berhentilah berpikir kalau kita masih remaja
Dalam definisi apapun, usia 25 tahun bukan lagi usia remaja. Jadi, tidak pantas bersikap seperti remaja yang masih kekanak2an. Bicaralah yang biasa2 saja, menulislah yang biasa2 saja, tidak pantas lagi kalau masih mau manja2, genit2, apalagi merasa imut menggemaskan. Apalagi kamu, Bambang, Joko, Agus, ayo, dek, nggak pantas lagi merasa diri kita paling imut menggemaskan.

2. Mulailah mengambil tanggung-jawab
Usia 1/4 abad itu sudah matang sekali. Yang kuliah, harusnya sudah lulus, dan mulai bekerja. Yang tidak kuliah, semestinya juga sudah bekerja. Kalaupun ambil S2 atau S3, cara berpikirnya sudah berbeda. Mulailah mengambil tanggung-jawab. Masa’ kita masih harus minta uang buat beli pulsa? Minta uang buat beli bensin motor? Sudah masih minta uangnya ke orang tua, eh, cuma dipakai buat telpon2an pacaran, keluyuran pacaran. Jaman dulu, anak2 usia 18 tahun bahkan sudah bisa mandiri. Entahlah, apa yang jadi sumber masalah hari ini, usia 1/4 abad tapi masih merepotkan orang tua.

3. Mulailah memikirkan cita-cita hidup dengan serius
Hidup ini tidak cuma makan, tidur, makan tidur, dstnya. Mulailah memikirkan apa yang akan kita lakukan. Apa yang hendak kita capai. Lihat ke belakang, apa hal yang telah kita capai? Dan apalagi yang hendak kita capai? Kejar impiannya, dek. Jangan bangun kesiangan, malas ngapa2in, entah besok lusa jadi apa, bodo amat. Tabiat malas itu amat berbahaya.

4. Berhenti penuh drama
Nonton drama Korea sih boleh. Tapi berhentilah hidup penuh drama. Dikit2 lebay, dikit2 heboh, dikit2 rusuh. Kita sudah 1/4 abad, bukan remaja lagi. Kita sudah dewasa, dan sebagaimana mahkluk dewasa, tahu keputusan apa yang harus diambil. Kita juga bisa memfilter mana omongan orang lain yang bermanfaat, mana yg harus ditinggalkan. Kita juga bisa memilih, mana hal penting yg harus diikuti, mana yg sudah tidak berguna lagi. Jomblo misalnya, tidak ada masalah serius dengan menjadi jomblo, malah bisa fokus sekolah dan meniti karir. Daripada menghabiskan waktu penuh drama. Berhenti penuh drama.

5. Jaga kesehatan
Kesehatan itu adalah investasi. Semakin muda kita memulai proses menjaganya, maka akan kita petik di masa depan manfaatnya. Tidak merokok, tidak begadang, apalagi minuman alkohol, dsbgnya sejak muda, itu akan dirasakan manfaatnya di masa tua. Apalagi jika ditambahkan dengan sering olahraga, menjaga makanan, itu investasi yang baik.

6. Asupan gizi untuk jiwa
Ini kadang sering betul kita abaikan. Di dalam tubuh kita itu ada yang disebut “jiwa”. Nah, jika kita sibuk memoles fisik luar, kapan kita akan mulai memoles bagian dalam kita? Kapan kita akan mulai memberikan asupan gizi bagi “jiwa” kita. Kalian tahu kenapa orang dewasa itu banyak masalahnya? Kesibukan tidak ada habis2nya? Waktu yang tidak berkah? Rasa syukur yang dangkal? Bahkan saat hidupnya sudah cukup pun, dia rela mencuri, korup, dan aniaya? Karena jiwanya tidak diberikan asupan gizi. Jika usia kita sudah 1/4 abad, mendesak sekali kita mulai melengkapi hidup ini dengan pemahaman2 terbaik, pelajaran2 penting. Jangan malas membaca buku2 yang baik, jangan malas belajar dan memperhatikan. Dan lebih penting lagi, jangan malas belajar agama.

7. Berhenti menghabiskan waktu mubazir
Masih suka berantem di media maya? Masih suka bertengkar di kolom komentar website berita? Postingan orang lain? Ayolah, berhenti menghabiskan waktu sia-sia. Kita sudah 1/4 abad lebih, ngapain harus ribut hanya karena hal2 tidak penting. Aduh, rugi amat kalau masih suka mengotot, hanya orang2 kurang kerjaan yang menghabiskan waktunya sia-sia. Lebih baik fokus produktif, terus belajar dan berkarya.

Kurang lebih begitu. Semoga bermanfaat.

*Tere Liye

Baca Selengkapnya >>>